Kamis, 19 Juli 2012

Sajak semalam

puisi 1 :
Bedebah !
sorotan mata layu, menengadahkan tangan
makhluk kecil di tepi jalan
sesak oleh angan gemerlapan
terkubur sejuta harapan

langkah terseok menyingsing kaki
mengendus logam di sudut kota
memelas iba di kaca OK (Orang Kaya)
penat serasa sudah mati

'tuan , kasihani saya!'
'perut kosong sejak kemarin'
‘tak punya receh membeli makanan’
'sudilah tuan memberi logam'

sepatah kata tiada terungkap
kerilp mata tak terharap
bedebah! itu yang terlintas oleh mu, tuan
jalang! terucap dari bibir manismu

seperempat mata pun tak layak di pandang
makhluk jalang tak pantas ada di dunia
memalukan bangsa juga negara
merusak rapinya tatanan kota

tuan rupanya masih terlelap
belum sadar dari bunga malam nya
berteman rupiah, dolar dan dinar
mengongkang kaki di meja kaca

sadarlah kau tuan!
dia adalah secuil korban keserakahan mu
dia yang telah kau rebut kebahagiaan nya !
yang kau sisihkan sengsara belaka !

tuan kami yang terhormat
dolar mu hak mereka
kencana mu milik mereka
singgasana mu milik rakyat !

hak rakyat banyak kau jarah
kau gerogoti sendi-sendi pembangunan
hai, tuan berdasi merah
kaulah bedebah dunia akhirat !!


Puisi 2:
Perjuangan si Bocah Malang
pagi buta, kerata kuda telah sedia
menanti kehadiran tuan muda
bekal, dan uang saku tak ketinggalan
disuguhkan ibunda tersayang

betapa nyamannya si orang kaya
pergi dan pulang ditemani kusir
tak perlu khawatir sengatan mentari
tetes keringat tak menunjukkan diri

di sudut sana, simungil yang malang sedang berduka
sepatu bolong, seragam lusuh, tas robek
ubi rebus, hidangan istimewa
uang saku, tak mampu ibunda berikan

berjalan melewati semak berbatu
bertelanjang kaki menapaki persawahan
tetes keringat tak lagi dihiraukan
menuntut ilmu menjadi keutamaan

anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
sepulang sekolah, tak ada waktu tidur
simpan seragam, berangkat ke kota
menyusuri jalanan memungut botol bekas
sesekali menjaja koran di perempatan

tak pernah terucap kata lelah
tak pernah terfikir untuk menyerah
tak juga marah pada sang Illah
api semangatlah yang kian membara
demi satu impian yang ia tuju
mendapat ilmu, menjadi insan bermutu
bahagiakan bapak juga ibu
memperbaiki nasib yang kurang beruntung


Mengenai Saya

Foto saya
namaku nurlailani azmi penarik, biasa di sapa ami. senyum manis selalu menghiasi wajahku. hehe.. lahir di medan, 28 juni 1994. hingga detik ini keinginan terbesarku pengen terbang ke Jerman. amin :)